Selasa, 29 Desember 2009

2010, Indonesia Tumbuh Lebih Cepat

Prospek perekonomian Indonesia tidak dapat lepas dari pergerakan perekonomian dunia. Ada indikasi bahwa proses pemulihan perekonomian dunia juga akan berkesinambungan.

Keadaan ini, yang didukung pula oleh perkembangan positif di dalam negeri, membuat prospek perekonomian Indonesia pada 2010 akan lebih cerah dibandingkan 2009. Data-data ekonomi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa proses pemulihan ekonomi global sedang terjadi. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh pertumbuhan positif yang mulai terjadi di beberapa negara.

Perekonomian Amerika Serikat (AS) misalnya pada triwulan ketiga 2009 lalu tumbuh dengan laju 2,8 persen (annualized). Australia bahkan sudah menaikkan bunga acuannya sebanyak tiga kali, satu kali di awal Oktober, satu kali di awal November, satu kali di awal Desember (saat ini suku bunga acuan di sana berada pada level 3,75 persen).Langkah ini dilakukan karena bank sentral negara tersebut melihat proses pemulihan yang terjadi cukup berkesinambungan dan akan terus berlanjut sampai 2010.

Namun, angka pengangguran yang masih tinggi di beberapa negara membuat banyak kalangan masih khawatir terhadap kesinambungan proses pemulihan yang terjadi. Angka pengangguran di AS misalnya saat ini masih berada di kisaran 10 persen. Perkembangan ekonomi AS amat memengaruhi perekonomian kita karena pada dasarnya sampai saat ini AS masih merupakan mesin utama perekonomian dunia.

Sulit sekali mengharapkan perekonomian dunia yang cerah bila ekonomi AS masih terpuruk. Meski begitu,ada indikasi bahwa pemulihan perekonomian di AS akan berkesinambungan. Hal ini antara lain terlihat dari indikator siklus bisnis perekonomian AS. Ada dua indikator utama yang biasa digunakan oleh ekonom untuk menentukan posisi perekonomian yaitu coincident economic index (CEI) dan leading economic index (LEI).

CEI adalah indeks yang mengukur keadaan ekonomi pada setiap saat.Sedangkan LEI adalah indeks yang dapat melihat prospek perekonomian enam sampai dua belas bulan ke depan. CEI yang naik menggambarkan aktivitas perekonomian yang meningkat. Sebaliknya, CEI yang turun menggambarkan aktivitas perekonomian yang menurun. Sedangkan LEIyangnaikmenggambarkanprospek aktivitas perekonomian yang membaik,dan LEI yang turun menggambarkan prospek perburukan aktivitas perekonomian.

Seperti kita ketahui, untuk mencegah agar keterpurukan di AS tidak terlalu dalam dan lama, baik bank sentral maupun pemerintahnya sudah memberikan stimulus dalam jumlah cukup besar. The Fed misalnya sudah menurunkan bunga acuan sampai 0-25 bps. Stimulus yang diberikan tampaknya mulai memperlihatkan hasilnya. Sejak Juni 2009 CEI tidak turun lagi (gambar 1).

Artinya,penurunan aktivitas perekonomian di sana sudah mulai reda. Selain itu, LEI juga sudah mengalami kenaikan terus-menerus sejak Maret 2009. Pada Oktober 2009 level LEI sudah melampaui level di September 2007.Tren kenaikan LEI yang terjadi tampaknya cukup kuat dan berkesinambungan. Hal ini mengisyaratkan prospek perbaikan perekonomian AS yang berkelanjutan.

Dengan demikian, dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi CEI (indeks yang menggambarkan keadaan ekonomi pada suatu saat) diperkirakan akan naik dengan lebih signifikan mengikuti tren kenaikan LEI.Artinya, proses pemulihan ekonomi di AS tampaknya akan berkesinambungan.

Sebagian besar ekonom dunia memang memperkirakan perekonomian AS akan tumbuh dengan laju 2,5 persen pada 2010 (diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 2,4 persen pada 2009).Bukan itu saja,perekonomian global secara keseluruhan pun diperkirakan akan tumbuh dengan lebih cepat. Jepang misalnya diperkirakan akan tumbuh 1,2 persen (kontraksi 5,7 persen pada 2009). Sedangkan Eropa diperkirakan tumbuh dengan laju 1,1 persen (kontraksi 3,8 persen pada 2009).

Prospek Ekonomi Indonesia

Indonesia akan menerima dampak positif dari ekspansi perekonomian global. Pertumbuhan ekonomi global yang lebih cepat akan meningkatkan permintaan terhadap produk-produk dari Indonesia. Artinya, ekspor kita yang selama ini tampak agak loyo akan segera meningkat lagi, yang pada gilirannya akan memberikan dampak positif terhadap aktivitas perekonomian.

Dengan keadaan yang demikian, laju pertumbuhan ekspor Indonesia tahun depan diperkirakan mencapai sekitar 12,9 persen. Selain itu,daya beli masyarakat kita pun tampaknya masih cukup baik.Harga yang relatif terkendali sepanjang 2009 membuat daya beli masyarakat tidak tergerus signifikan. Pada 2010 tampaknya tingkat harga masih akan relatif terkendali. Laju inflasi diperkirakan masih akan berada pada kisaran satu digit, di sekitar 6 persen.

Dengan prospek inflasi yang demikian,ada peluang Bank Indonesia (BI) tidak akan mengubah bunga acuannya sampai akhir 2010. Suku bunga akan pun tetap cukup kondusif bagi pertumbuhan ekonomi. Walaupun saat ini belum turun ke level yang seharusnya, bunga pinjaman diperkirakan turun ke level yang lebih rendah lagi.Bila ini terjadi,daya dorong tambahan terhadap perekonomian akan timbul.

Belanja konsumen akan lebih kuat lagi karena suku bunga yang rendah akan membuat konsumen menjadi tidak enggan lagi untuk meminjam uang dari bank. Hal yang sama juga terjadi pada perusahaan. Dengan suku bunga yang lebih rendah,perusahaan menjadi tidak enggan untuk meminjam dari bank dan meningkatkan realisasi rencana investasi. Dengan keadaan demikian,belanja rumah tangga pada 2010 diperkirakan tumbuh dengan laju sekitar 3,9 persen.

Sedangkan investasi diperkirakan akan tumbuh dengan laju sekitar 12,2 persen, jauh lebih tinggi dari perkiraan laju pertumbuhan sekitar 4,3 persen pada 2009. Impor pun diperkirakan tumbuh dengan laju sebesar 17,3 persen atau jauh lebih cepat dibandingkan dengan kontraksi sebesar 18,5 persen pada 2009.

Kenaikan permintaan di dalam negeri seiring dengan semakin cepatnya laju pertumbuhan ekonomi domestik, ditambah pula oleh kenaikan permintaan bahan baku untuk produksi yang berorientasi ekspor, diperkirakan memicu peningkatan impor yang signifikan pada 2010.

Secara keseluruhan perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh dengan laju sebesar 6,0 persen pada 2010. Angka ini cukup signifikan lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi pada 2009. Perkiraan pertumbuhan pada 2010 yang disebutkan di atas mungkin dianggap sebagian kalangan terlalu optimistis.

Kala perekonomian global sedang terpuruk dan perekonomian kita pun tumbuh di bawah 5 persen, prediksi pertumbuhan 6 persen memang akan dirasakan terlalu tinggi.Meski begitu,tren jangka panjang laju pertumbuhan perekonomian kita saat ini ada di sekitar 6 persen.Apabila tidak ada kejutan negatif yang terlalu besar (seperti resesi perekonomian global) dan apabila kita tidak melakukan kesalahan kebijakan yang terlalu konyol, pertumbuhan ekonomi kita akan cenderung bergerak ke arah 6 persen.

Pertumbuhan ekonomi kita bahkan sebenarnya dapat tumbuh di atas 6 persen bila pemerintah dapat merealisasikan janji-janjinya dalam membangun proyek-proyek infrastruktur seperti listrik, jalan, dan pelabuhan. Kurang tersedianya infrastruktur inilah antara lain yang membuat biaya distribusi barang menjadi mahal (membuat inflasi tinggi dan suku bunga tinggi), mengurangi daya saing produk kita di luar negeri, sekaligus memperburuk iklim investasi di negara kita.

Diskusi di atas menunjukkan bahwa prospek perekonomian Indonesia pada 2010 akan lebih cerah dari keadaan ekonomi pada 2009. Pulihnya perekonomian global, rendahnya inflasi dan suku bunga, terpeliharanya daya beli masyarakat, dan meningkatnya aktivitas investasi diperkirakan mendukung ekspansi perekonomian kita pada 2010. (*)

Purbaya Yudhi Sadewa
Chief Economist Danareksa
Research Institute

(Koran SI/Koran SI/rhs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar